Kemasan makanan tradisional masih cukup eksis hingga saat ini. Jenis kemasan ini mudah kita temukan untuk mengemas makanan khas daerah atau makanan tradisional.
Selain berfungsi sebagai pengemas makanan, kemasan makanan tradisional juga punya peran dan fungsi lainnya. Mulai dari sisi estetika, budaya, hingga cita rasa makanan.
Untuk itu, kita akan menjelajahi ragam kemasan makanan tradisional beserta kelebihan dan kekurangannya. Dengan demikian, bisa Anda jadikan pertimbangkan bila ingin memilih jenis kemasan ini untuk bisnis kuliner.
Baca juga: Custom Box Nasi, Kunci Branding Bisnis Rice Box
Contoh Kemasan Makanan Tradisional
Berbicara tentang kemasan makanan tradisional, kita tak dapat menghindari keunikan dan keragaman desain yang memikat. Wadah makanan tradisional sering kali menggambarkan kekayaan budaya dan sejarah di setiap daerah.
Sebagai contoh, kita dapat melihat kemasan tradisional dari keripik tempe, rendang, atau sambal khas daerah tertentu yang menggunakan motif dan warna khas setempat. Di tengah berkembangnya kemasan modern, kemasan ini tetap tak lekang oleh zaman dan masih banyak digunakan.
Berikut adalah beberapa contoh kemasan makanan tradisional yang sering dijumpai di berbagai kuliner khas Nusantara, baik jajajan pasar tradisional maupun makanan khas daerah.
1. Daun Pisang
Biasanya, daun pisang seringkali digunakan sebagai kemasan jajanan pasar tradisional seperti arem-arem, kue nagasari, dan lemper. Selain itu, juga bisa menjadi pembungkus makanan berat seperti nasi uduk dan nasi kuning.
Keunggulan daun pisang sebagai kemasan adalah bisa memberikan aroma yang khas pada makanan, serta memiliki lapisan lilin yang membuatnya cukup kedap air. Bila ingin menggunakan daun pisang sebagai kemasan alami, pilihkan daun pisang yang masih segar, mengkilap, tidak terlalu tua, dan tidak berlubang.
Sebelum digunakan, cuci terlebih dulu daun pisang dengan air mengalir hingga bersih untuk menghilangkan kotoran dan serangga yang menempel. Lalu, keringkan atau angin-anginkan daun pisang. Anda juga bisa memanaskan daun pisang di atas api agar daun lebih lentur dan tidak mudah sobek saat dilipat.
2. Daun Kelapa
Sama seperti daun pisang, daun kelapa juga dapat memberikan aroma yang khas pada makanan yang dikemas. Kemasan tradisional ini cocok untuk mengemas makanan olahan ikan seperti ikan pepes dan otak-otak, nasi uduk, dan jajanan pasar lainnya. Selain itu, anyaman daun kelapa juga seringkali menjadi pembungkus ketupat.
Sebelum menggunakan anyaman daun kelapa, pastikan anyamannya rapat dan tidak ada celah yang terlalu besar. Jadi, isiannya tidak tumpah atau bocor saat Anda masak. Anyaman yang baik terbuat dari daun kelapa yang segar, hijau, dan tidak robek.
3. Batang Bambu
Batang bambu dapat Anda olah menjadi wadah cetakan berbentuk silinder. Cetakan silinder dari bambu bisanya digunakan dalam proses pembuatan lemang, kue putu, nasi kolo, dan nasi jaha.
Makanan ini biasanya dimasak dengan cara memasukkan bahan dasarnya ke dalam batang bambu, lalu dibakar atau dipanggang.
4. Daun Pandan
Daun pandan sering digunakan sebagai kemasan untuk beberapa jenis kue tradisional atau jajanan pasar seperti lemper, pulut, wajik, dan lupis. Selain memberikan aroma alami pada makanan, daun pandan juga memberikan warna dan estetika yang menarik pada kemasan.
Daun pandan yang baik adalah yang lebar, segar, berwarna hijau cerah, dan tidak kusut. Daun yang masih segar lebih mudah dibentuk dan memberikan aroma harum pada makanan.
Sebelum menggunakan daun pandan untuk membungkus makanan, jangan lupa untuk mencucinya terlebih dahulu agar bersih dari kotoran. Kemudian, angin-anginkan daun pandan hingga kering.
5. Kulit Jagung (Klobot)
Kulit jagung atau klobot dapat digunakan sebagai kemasan makanan, terutama untuk produk yang dikukus atau dipanggang. Beberapa contoh makanan yang dikemas dengan kulit jagung seperti tiwul, lemper, dan lupis jagung.
Namun, Anda perlu menjemur dan mengeringkan klobot terlebih dulu agar menjadi lebih lentur dan tidak mudah sobek. Sebaiknya, gunakan klobot yang tidak terlalu tipis dan tidak rusak, sehingga bisa membungkus makanan dengan kuat.
Selain ramah lingkungan, kulit jagung juga memberikan sentuhan alami pada produk makanan dan dapat mempertahankan kelembaban.
6. Besek Bambu (Anyaman Bambu)
Anyaman bambu juga bisa Anda olah menjadi besek yang cocok untuk nasi tumpeng atau sajian makanan tradisional lainnya. Untuk membuat anyaman bambu, biasanya menggunakan batang bambu yang sudah cukup tua karena memiliki kekuatan dan fleksibilitas yang baik.
Besek bambu bisa menjadi kemasan makanan tradisional untuk produk seperti dodol, tahu sumedang, dan kue basah. Kemasan makanan tradisional ini juga cocok Anda gunakan sebagai wadah nasi.
7. Daun Waru
Daun waru sering digunakan sebagai pembungkus pada beberapa jenis makanan tradisional seperti kue jongkong dan nasi liwet. Selain itu, juga bisa dipakai untuk membungkus tempe dan membantu proses fermentasi tempe.
Kelebihannya adalah daun ini cukup elastis dan memberikan sentuhan alami pada makanan, meskipun perlu perhatian ekstra terhadap ketahanannya terhadap kelembapan.
Baca juga: Kelebihan Kemasan Kertas Kraft untuk Kemasan Makanan
8. Batok Kelapa
Batok kelapa atau tempurung kelapa juga bisa Anda gunakan sebagai wadah makanan atau kemasan makanan tradisional, terutama untuk hidangan berbasis kelapa. Salah satu contohnya yaitu kue mangkuak tempurung khas Payakumbuh.
Untuk menemukan batok kelapa sebagai wadah makanan, pilihlah tempurung yang utuh dan tidak retak, Kemudian pastikan pula telah menghilangkan serat yang menempel dan mencuci bagian dalamnya.
Kelebihan Kemasan Makanan Tradisional
Kelebihan kemasan makanan tradisional tidak hanya terletak pada aspek estetika, tetapi juga pada nilai-nilai yang terkandung di dalamnya. Berikut adalah beberapa kelebihan dan keunggulan dari penggunaan wadah makanan tradisional.
1. Ramah Lingkungan
Kemasan tradisional cenderung lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan karena terbuat dari bahan alami. Jadi, turut mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan.
2. Lebih Autentik dan Khas
Pembungkus makanan tradisional terlihat unik dan khas, serta bisa menjadi pembeda dari produk lainnya. Kemasan ini juga membuat produk memiliki daya tarik bagi wisatawan atau konsumen yang mencari pengalaman autentik.
3. Harga Kemasan Makanan Tradisional Terjangkau
Kelebihan lainnya adalah jenis kemasan ini biasanya memiliki harga yang lebih terjangkau karena bahan bakunya mudah didapatkan dan diolah. Selain itu, juga tidak memerlukan pengolahan dengan mesin atau teknologi.
4. Memberikan Aroma dan Rasa yang Khas
Beberapa bahan kemasan seperti daun pisang, dau pepaya, dan daun nangka juga berkontribusi pada pembentukan aroma dan cita rasa yang khas pada makanan. Ini yang menjadi salah satu alasan utama beberapa produk lebih memilih untuk menggunakan kemasan tradisional.
5. Memberikan Citra Brand yang Positif
Kemasan makanan tradisional seringkali menggunakan bahan-bahan ramah lingkungan, seperti daun pisang, bambu, atau anyaman alami.
Penggunaan kemasan ramah lingkungan seperti ini mendapat kesan positif dari konsumen karena terlihat sebagai usaha yang mendukung pelestarian lingkungan.
Baca juga: 7 Ide Bisnis Food Truck, Cepat Balik Modal!
Kelemahan Kemasan Makanan Tradisional
Walaupun kemasan makanan tradisional memiliki banyak kelebihan, namun tidak bisa dipungkiri bahwa ada beberapa kelemahan yang perlu diperhatikan.
Sebelum memutuskan untuk menggunakan pengemasan jenis ini, berikut beberapa kelemahan kemasan tradisional yang perlu Anda pertimbangkan.
1. Daya Tahan Kemasan Rendah
Kelemahan kemasan makanan tradisional adalah memiliki ketahanan lebih rendah dibandingkan kemasan modern. Kemasan kurang tahan terhadap benturan atau tekanan, mudah bocor, rentan terhadap kelembaban, dan sebagainya.
2. Kurang Efisien
Proses pembuatan kemasan tradisional umumnya dilakukan secara manual dan mengandalkan keterampilan tangan. Hal ini membuat proses produksi kemasan sering kali memakan waktu dan tenaga lebih banyak dibandingkan dengan kemasan modern yang diproduksi secara massal.
3. Kualitas Tidak Konsisten dan Keterbatasan Stok
Kemasan tradisional menggunakan bahan baku alami sehingga kualitasnya tidak bisa seragam dan konsisten. Selain itu, juga sangat bergantung pada kondisi musim, cuaca, atau alam. Ini bisa menyebabkan pasokan bahan baku kemasan tidak stabil dan mempengaruhi stok kemasan.
4. Resiko Kontaminasi dan Keamanan Pangan
Kemasan berbahan anyaman dari kayu dan daun rentan terhadap kelembaban dan serangga. Hal ini bisa mempengaruhi kualitas dan keamanan makanan yang dikemas. Selain itu, bila kemasan tidak dibersihkan dengan baik, maka mikroba alami yang terdapat pada bahan tersebut juga bisa menyebabkan kontaminasi.
Baca juga: Kemasan Makanan Food Grade, Bikin Bisnis Makin Laris!
5. Kurang Aman untuk Makanan Takeaway
Ketahanan yang rendah membuat kemasan makanan tradisional kurang direkomendasikan untuk membungkus makanan pesan antar atau take away. Ini karena kemasan rentan terhadap kerusakan dan kurang bisa melindungi makanan dengan baik selama transportasi.
Baca juga: Jenis Kertas Paper Lunch Box yang Bagus dan Aman untuk Makanan
Alternatif Kemasan Makanan Tradisional
Kemasan makanan tradisional seperti besek dan daun-daunan sangat cocok digunakan dalam penyajian makanan dine-in di restoran khas Nusantara. Ini akan membuat makanan tampil lebih estetik dan otentik, serta menonjolkan kekhasan pada hidangan.
Namun, penggunaan untuk makanan pesan antar perlu Anda pertimbangkan karena kemasan berbahan alami punya daya tahan yang rendah.
Untuk itu, paper lunch box bisa menjadi opsi Anda untuk mengemas berbagai makanan. Kemasanfnb siap memenuhi permintaan kemasan paper lunch box food grade dengan beragam ukuran kemasan dan desain. Mulai dari kemasan rice box, dus burger, box pisang nugget, kemasan brownies, kotak dimsum, dan aneka makanan lainnya.
Anda juga bisa membuat kemasan dengan desain khas Nusantara dengan tambahan unsur Batik atau dekorasi tradisional lainnya. Jadi, tetap sesuai dengan konsep kuliner tradisional yang Anda jual. Silakan menghubungi tim kami via Whatsapp (0811-1278-182) untuk diskusi pilihan desain, ukuran, dan harga.