Di dunia bisnis kuliner, menyusun strategi marketing mix sangatlah penting. Marketing mix atau bauran pemasaran dapat membantu seorang pengusaha atau owner menentukan langkah strategis dan mengambil keputusan yang tepat.
Marketing Mix bisnis makanan ada dua jenis, yaitu 4P dan 7P. Marketing Mix 4P terdiri dari Product (Produk), Price (Harga), Place (Tempat), dan Promotion (Promosi). Sementara 7P adalah 4P dengan tambahan People (Orang), Process (Proses), dan Physical Evidence (Bukti Fisik).
Agar lebih paham, berikut beberapa contoh marketing mix produk makanan untuk kamu jadikan inspirasi.
Baca juga: Custom Box Nasi, Kunci Branding Bisnis Rice Box
Contoh Marketing Mix 4P Makanan : Bisnis Gorengan
Marketing Mix 4P termasuk bauran pemasaran tradisional yang lebih sederhana dan berfokus pada kualitas produk. Strategi 4P bisa kamu terapkan pada bisnis makanan yang sederhana atau kecil. Berikut adalah contoh analisis Marketing Mix 4P produk makanan pada sebuah usaha gorengan.
1. Product (Produk)
Aspek pertama dari 4P adalah Produk, yang berarti barang yang ditawarkan harus memenuhi kebutuhan atau keinginan konsumen. Contoh penerapan 4P Produk pada bisnis gorengan misalnya seperti berikut.
- Variasi Produk: Menyediakan berbagai jenis gorengan seperti pisang goreng, bakwan, tahu isi, tempe mendoan, dan risoles.
- Kualitas: Menggunakan bahan-bahan segar, minyak goreng baru, dan menggunakan wadah bersih untuk berjualan demi menjamin kualitas dan keamanan produk.
- Inovasi: Menawarkan variasi rasa atau saus pelengkap yang unik, seperti saus sambal pedas manis atau saus kacang spesial.
- Kemasan: Menggunakan kemasan gorengan yang menarik, ramah lingkungan, dan kemasan take away praktis agar mudah dibawa pulang.
2. Price (Harga)
Berikutnya, Price dalam 4P berarti jumlah uang yang dikeluarkan untuk membeli produk. Menetapkan harga tentu tidak bisa sembarangan karena perlu mempertimbangkan biaya produksi, harga pasar, dan daya beli konsumen.
Penerapannya pada bisnis gorengan yaitu memberikan harga yang bersaing dengan penjual gorengan lain di area yang sama. Kemudian, memberikan harga yang sesuai dengan jenis dan porsi gorengan. Misalnya, harga bakwan udang lebih mahal dibandingkan bakwan jagung.
3. Place (Tempat)
Place artinya memilih lokasi berjualan atau saluran distribusi yang strategis untuk memasarkan produk. Tempat atau lokasi sangat penting untuk bisnis gorengan karena bisa mempengaruhi banyaknya pembeli.
Maka, pemilihan tempat jualan gorengan harus berada di lokasi yang ramai seperti dekat pasar, sekolah, atau area perkantoran. Opsi lainnya yaitu menggunakan gerobak atau sepeda motor untuk berjualan keliling di area perumahan atau tempat keramaian.
4. Promotion (Promosi)
Promosi artinya aktivitas untuk menarik pembeli dan meningkatkan kesadaran produk lewat iklan, diskon, pemasaran digital, atau strategi lainnya. Saat ini, promosi melalui media sosial sangat efektif.
Maka, bisnis gorengan juga bisa melakukan promosi lewat platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok. Contoh aktivitas promosi pada bisnis gorengan misalnya seperti memberikan promosi beli 5 gratis 1 gorengan, memasang banner yang menarik dekat lokasi berjualan, atau memberikan sampel gratis untuk mengenalkan usaha.
Baca juga: Jual Kotak Kemasan Makanan Food Grade Tebal, Gratis Desain!
Contoh Marketing Mix 7P Produk Makanan : Warung Bakso
Bila mengelola bisnis restoran atau usaha kuliner yang lebih besar, maka Marketing Mix 7P bisa kamu gunakan. Ini karena 7P relevan untuk bisnis yang melibatkan jasa, seperti pelayanan pembeli di restoran dine-in. Nah, berikut adalah contoh penerapan marketing mix 7P pada makanan, khususnya warung bakso.
1. Product (Produk)
- Menyediakan pilihan bakso yang lengkap seperti bakso urat, bakso telur, bakso keju, dan bakso ikan.
- Menawarkan pilihan mi, bihun, dan kwetiau yang dapat menyesuaikan selera pembeli.
- Menggunakan sayuran dan daging segar yang berkualitas tinggi, tidak menggunakan pengawet atau penyedap rasa.
- Membuat bakso dengan isian unik seperti bakso mozzarella atau bakso dengan beragam isian sambal.
2. Price (Harga)
- Menetapkan harga kompetitif sesuai dengan lokasi dan target pasar. Misalnya, warung bakso di lokasi sekolah lebih murah dibandingkan di wilayah perkantoran.
- Menawarkan porsi kecil, sedang, dan besar dengan harga yang sesuai.
- Menyediakan paket hemat atau paket makanan dan minuman dengan harga terjangkau.
3. Place (Tempat)
- Memilih lokasi di area perkantoran, dekat sekolah, atau di kawasan perumahan yang ramai.
- Berjualan di lokasi yang dekat dengan warung makan, food court, atau tempat makan lainnya untuk menarik pembeli.
- Menggunakan layanan pengiriman makanan online untuk menjangkau lebih banyak pembeli.
4. Promotion (Promosi)
- Menggunakan platform media sosial seperti Instagram, Facebook, dan TikTok untuk mempromosikan menu baru, atau memberi informasi tentang diskon
- Memasang iklan dengan target lokasi di daerah tempat berjualan.
- Mengadakan program menarik seperti gratis mangkok untuk pembelian tertentu.
5. People (Orang)
- Memberikan pelatihan kepada staf agar memilki keahlian masak yang baik, menghafal dan memahami menu yang dijual.
- Memastikan staf ramah dan siap membantu pelanggan dengan kebutuhan mereka.
6. Process (Proses)
- Memastikan sistem pemesanan efektif agar semua pembeli dilayani sesuai urutan dan tepat waktu.
- Menerapkan cara penyimpanan bahan baku yang terstandar untuk mengurangi bahan yang terbuang sia-sia akibat rusak.
- Membuat antrian khusus untuk pelanggan take away dan pemesanan online.
7. Physical Evidence (Bukti Fisik)
- Menjaga kebersihan warung bakso, termasuk area makan, dapur, dan toilet agar pembeli merasa nyaman dan percaya dengan kebersihan warung bakso.
- Menggunakan penataan meja kursi yang rapi dan perlengkapan interior yang memudahkan pembeli, seperti memasang menu pada dinding, gambar menu, dan sebaginya
- Menerapkan branding yang konsisten pada logo, menu, seragam staf, dan elemen visual lainnya.
Baca juga: 9 Kelemahan Usaha Mie Ayam dan Solusinya
Contoh 7P Produk Makanan Ringan : Keripik Singkong
Setelah melihat contoh marketing mix untuk produk makanan bakso, berikut adalah contoh kasus marketing mix 7P untuk usaha makanan ringan, yaitu keripik singkong. Kamu bisa menjadikan contoh ini sebagai referensi untuk produk camilan atau makanan yang dikemas.
1. Product (Produk)
- Menggunakan singkong berkualitas tinggi dengan perasa alami dan tidak menggunakan bahan pengawet.
- Menyediakan keripik dengan berbagai rasa yang banyak diminati, seperti rasa original, balado, keju, BBQ, dan pedas manis.
- Membuat varian rasa baru yang unik dan membuat penasaran, seperti keripik singkong rasa mentai, keju mozarella, dan sebagainya.
2. Price (Harga)
- Membuat berbagai ukuran kemasan keripik singkong dengan harga yang sesuai.
- Memberikan opsi bundle dengan harga lebih murah untuk pembelian dalam jumlah besar.
- Menetapkan harga yang kompetitif dan sesuai dengan target pembeli.
3. Place (Tempat)
- Menyalurkan produk di supermarket, minimarket, dan toko kelontong.
- Bekerja sama dengan kafe, warung, dan tempat wisata
- Menjual produk melalui platform e-commerce seperti Tokopedia, Shopee, dan Lazada.
- Menggunakan agen atau reseller untuk menjangkau lebih banyak pelanggan di berbagai lokasi.
4. Promotion (Promosi)
- Memberikan sampel gratis di supermarket, acara lokal, atau pameran untuk memperkenalkan produk kepada calon pelanggan.
- Membuat akun di sosial media untuk mengenalkan produk.
5. People (Orang)
- Mempekerjakan tim pemasaran yang inovatif dalam merancang kampanye promosi.
- Memberikan pelatihan kepada tim produksi agar dapat bekerja dengan efisien.
6. Process (Proses)
- Menerapkan standar pada sistem produksi untuk menjamin kualitas dan konsistensi produk.
- Menggunakan teknologi pengemasan yang baik agar keripik singkong tetap renyah dan tahan lama.
- Mengatur proses distribusi yang efisien agar produk sampai ke tangan distributor dan pembeli dalam kondisi terbaik dan tepat waktu.
7. Physical Evidence (Bukti Fisik)
- Menggunakan kemasan keripik singkong yang memenuhi persyaratan kemasan makanan dan berisi informasi brand.
- Menampilkan sertifikasi kualitas dan label nutrisi pada kemasan untuk memberikan kepercayaan kepada konsumen.
Contoh Marketing Mix Produk Makanan khas Daerah : Dodol Garut
Banyak makanan khas daerah yang bisa berkembang bila menggunakan strategi Marketing Mix 7P, misalnya seperti dodol garut. Dodol garut adalah camilan khas Kabupaten Garut, Jawa Barat, yang sering dijadikan oleh-oleh.
Bila kamu tertarik untuk berbisnis dengan produk makanan tradisional, kamu bisa menggunakan contoh bauran pemasaran untuk dodol garut berikut sebagai referensi.
1. Product (Produk)
- Menggunakan gula aren asli dan santan kelapa segar agar menghasilkan dodol berkualitas tinggi dan autentik.
- Menyediakan dodol dengan berbagai varian rasa, mulai dari rasa original (gula aren), durian, coklat, wijen, dan kacang.
- Menambah varian rasa modern yang unik, seperti rasa matcha atau kopi.
- Menggunakan kemasan produk yang mengandung unsur budaya agar terlihat unik dan membuat produk terlihat berbeda dari produk lain di rak toko.
2. Price (Harga)
- Menyediakan dodol Garut dengan berbagai ukuran kemasan sehingga bisa menawarkan berbagai pilihan harga.
- Memberikan diskon atau paket khusus untuk pembelian jumlah besar.
3. Place (Tempat)
- Memasarkan Dodol garut di toko oleh-oleh, pasar tradisional, dan pusat perbelanjaan di sekitar Garut.
- Bekerja sama dengan hotel, restoran, dan tempat wisata di Garut untuk menjual dodol Garut sebagai bagian dari paket tur atau sebagai produk oleh-oleh
- Menjual dodol Garut menggunakan platform e-commerce untuk memperluas jangkauan pemasaran.
4. Promotion (Promosi)
- Memberikan sample di toko oleh-oleh atau supermarket untuk membuat konsumen tertarik membeli dodol Garut.
- Mengikuti acara kuliner, festival, atau pameran daerah untuk mempromosikan produk
- Menggunakan sosial media untuk mengenalkan Dodol Garut dan memberikan informasi seputar produk
5. People (Orang)
- Memberikan pelatihan kepada staf penjualan tentang sejarah dodol Garut, cara memilih varian rasa, serta keunikan dan nilai tambah produk.
- Memastikan staf di toko-toko oleh-oleh atau pusat penjualan memiliki keterampilan komunikasi yang baik dan ramah dalam melayani pelanggan.
6. Process (Proses)
- Memastikan proses pembuatan dodol Garut sesuai dengan standar kualitas dan keamanan pangan yang berlaku.
- Menggunakan teknologi pengemasan yang modern untuk menjaga kesegaran dan keamanan produk selama pengiriman dan penyimpanan.
- Menyediakan layanan pelanggan yang responsif dan profesional untuk menanggapi pertanyaan, keluhan, atau permintaan informasi dari konsumen.
7. Physical Evidence (Bukti Fisik)
- Menggunakan kemasan yang ramah lingkungan, menarik, dan mengandung informasi tentang cerita unik Dodol Garut.
- Memastikan toko-toko oleh-oleh atau tempat penjualan di Garut memiliki desain interior yang menarik dan mencerminkan keindahan budaya lokal, sehingga meningkatkan daya tarik produk.
- Mempublikasikan testimoni dan ulasan positif dari konsumen tentang dodol Garut di media sosial, situs web, atau materi promosi lainnya untuk membangun kepercayaan dan minat konsumen terhadap produk.